Selasa, 05 Oktober 2010

Atelektasis (Kolaps)

Atelektasis adalah ekspansi tidak sempurna paru-paru atau kolapsnya substansi paru yang sebelumnya telah mengembang. Atelektasis merupakan gangguan yang “reversible” sebab bagian parenkim yang kolaps dapat di ekspansi lagi bila sebab mendasarnya dihilangkan, kecuali disebabkan oleh kontraksi.

Atelektasis bermakna mengurangi oksigenase dalam parenkim paru dan merupakan predisposisi bagi terjadinya infeksi.

Atelektasis dapat timbul saat lahir atau kapan saja setelah lahir di waktu dewasa. Jadi atelektasis secara garis besar dibagi atas 2, yaitu atelektasis neonaratum dan atelektasis yang didapat.

Ateletasis yang didapat (acquired) dibagi 3 yaitu :

1. Atelektasis obstruksi

2. Atelektasis Kompresi

3. Atelektasis Kontraksi

Pada bayi baru lahir dapat terjadi atelektasis yang disebut atelektasis neonaratum, dan dibagai atas 2 yaitu primer dan sekunder. Disebut atelektasis neonaratum primer, apabila respirasi yang memadai tidak pernah terjadi. Umumnya terjadi pada bayi sangat imatur, hipoksia intrauterine akibat perdarahan retroplasenta, terlipatnya tali pusat, dan lilitan tali pusat sekeliling leher bayi. Sedangkan atelektasis neonaratum sekunder, terjadi pada bayi dengan pernapasan sudah pernah berkembang kemudian mati. Contoh nyata dari bentuk atelektasis ini adalah distress pernapasan. Biasanya terjadi akibat aspirasi sejumlah cairan amnion atau kadang-kadang darah yang menyumbat bronkioli terminal dan duktus alveolaris. Sehingga menyebabkan obstruksi, resorbsi udara pada kantong alveoli, dan kolaps total paru-paru. Bentuk atelektasis pada bayi adalah ’patchy atelectasis’.

1. Atelektasis Obstruktif (resorbsi)

Terjadi karena obstruksi total saluran napas sehingga udara tidak dapat masuk ke parenkim distal, akibatnya oksigen yang terjerat akan diabsorbsi di dalam alveoli. Jaringan paru yang terkena atelektasis akan kolaps, tetapi aliran darah melalui jaringan ini tidak terganggu. Kemudian semenjak volume paru mengecil, maka mediastinum akan tertarik ke arah jaringan paru yang mengalami atelektasis. Secara prinsipil, atelektasis resorpsi disebabkan oleh :

· Sekresi berlebihan misalnya gumpalan lendir, atau eksudat dalam bronkioli dan sering ditemukan pada penyakit asma bronkial, bronkitis kronik, bronkiektasis, dan keadaan-keadaan post operasi.

· Aspirasi benda-benda asing

· Selain itu, neoplasma di dalam saluran bronkial dapat menyebabkan obstruksi subtotal mengakibatkan atelektasis dan emfisema lokal.

2. Atelektasis Kompresi

Yaitu atelektasis yang terjadi akibat penekanan terhadap substansi paru. Dapat terjadi bila rongga pleura sebagian atau seluruhnya terisi dengan eksudat cairan, darah, tumor, atau udara (pneumotoraks), atau dengan pneumotoraks ‘tension’ bilamana tekanan udara masuk dan mengancam fungsi paru-paru serta mediastinum.

Bentuk atelektasis kompresi biasanya dijumpai pada penyakit payah jantung dengan efusi pleura, dan pada penderita yang mengalami efusi pleura akibat mengidap penyakit neoplasma (tumor). Selain itu, pada penyakit peritonitis atau abses subdiafragma daoat menyebabkan diafragma terangkat ke atas dan mencetuskan terjadinya atelektasis basal. Pada atelektasis kompresi mediastinum bergerak menjauhi atelektasis.

3. Atelektasis Kontraksi

Adalah penyakit atelektasis yang tidak reversible. Biasanya terjadi akibat perubahan-perubahan fibrotik jaringan parenkim paru lokal atau menyeluruh, atau pada pleura yang menghambat ekspansi paru secara sempurna.

4. Atelektasis ‘patchy’

Merupakan atelektasis yang ditandai oleh kolaps jaringan paru, biasanya multiple, dan terjadi obstruksi multiple di dalam bronkioli. Kehilangan surfaktan paru seperti pada neonatal dan ARDS, dapat menimbulkan atelektasis ‘patchy’.

MORFOLOGI

Perubahan yang terjadi pada kolaps paru secara makroskopik umumnya menunjukkan parenkim paru mengkerut, berwarna merah biru dengan konsistensi seperti karet, dan terdapat subkrepitasi. Parenkim paru yang didekat atelektasis mengalami overinflasi atau emfisema kompensatorik. Secara mikroskopik kolaps paru ditandai oleh “slit-like air spaces” yaitu rongga-rongga alveoli berbentuk seperti celah-celah berisi cairan, dan dilapisi epitel kuboid sampai pipih.

2 komentar: